Bulan puasa merupakan bulan yang penuh ampun bagi semua umat muslim, hal itu juga yang membuka hati para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pantai Selatan Bantul untuk tidak melayani tamu saat siang hari.

berita

Tapi ironisnya, sebagian besar PSK memilih melayani tamu usai melaksanakan ibadah tarawih yang digelar di beberapa masjid yang ada di sekitar kawasan prostitusi.
"Pekerjaan yang saya jalani ini adalah dosa, walaupun itu bukan keinginan saya. Namun demi ekonomi keluarga saya nekat tekuni. Bulan puasa bulan penuh ampunan, saya ingin mengurangi dosa yang saya perbuat," kata Bunga (nama samaran), 20 tahun, warga Wonogiri, Jawa Tengah.
Bunga yang berprofesi sebagai PSK selama 2 tahun di Pantai Samas, Kabupaten Bantul ini mengaku, dia bersama dengan dua temannya sesama PSK yang tinggal satu kontrakan, saling berjanji selama bulan puasa akan tetap menjalankan puasa dan tidak akan melayani tamu sebelum salat tarawih selesai.
"Selama puasa ini kita juga tidak lagi ikut minum-minuman beralkohol seperti yang selama ini dijalani ketika mendampingi tamu," tuturnya.
Meski terbilang tindakan hanyalah seperti kuku hitam untuk mengurangi dosa yang diperbuatnya, namun dia berharap tindakan dan keprihatinannya ini mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

"Kami percaya di saat bulan penuh ampunan ini, siapa saja umatnya yang menjalankan perintahNya akan mendapatkan pahala dan ampunan," harapnya.

Lebih lanjut Bunga menyatakan salat lima waktu selama bulan Ramadan ini juga tidak ditinggalkan. Masyarakat di sekitarnya juga memberikan dorongan agar tetap menjalankan puasa, meski pendapatannya sehari-hari akan turun karena tidak lagi melayani tamu saat siang hari.

"Nanti Tuhan akan memberikan rejeki yang lebih," tuturnya menirukan tetangganya.

Kondisi yang sama juga terlihat di kawasan prostitusi Pantai Bolong, Kawasan Pantai Parangtritis. Selama berlangsungnya bulan puasa ini saat siang hari warung yang menyediakan makanan wanita penghibur memilih menutup warungnya meski tidak menolak tamu jika ingin kencan.
"Ada saja tamu yang ingin kencan, namun anak-anak saya menolaknya dengan halus karena sedang menjalankan ibadah puasa," kata Tutik (41) salah seorang pemilik warung di Pantai Bolong.
Saat waktunya salat tarawih, lanjut Tutik, seluruh warung juga dilarang untuk menyalakan musik keras-keras. Begitu pula jam buka warung juga dibatasi hingga jam 24.00 WIB.

"Jika tetap nekat buka maka akan ada sanksi yang diberikan oleh pengurus kampung dan pemuda," tandasnya. (hri)


====================================================================================
Silahkan berkomentar sobat-sobat ku, ^.^
Tapi jangan komentar hal-hal yang tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA ya.., hohoho...
Terima Kasih atas kunjungannya... ^0^!
====================================================================================