Kebiasaan aneh ini dilakukan Arif sejak berusia 2 tahun. Jika sekali saja tidak mengisap aroma bensin itu, tubuh Arif lemas. Namun setelah mengisap aroma bensin, Arif sempoyongan seperti orang yang tengah mabuk.

"Dulunya saat berusia dua tahun, anak saya selalu mendampingi saat berjualan bensin di kios depan rumah. Mungkin karena terbiasa menghirup aroma bensin, jadinya kencanduan," kata Dede kepada saat ditemui di rumahnya.

Sejak itu, hampir setiap hari Arif tidak pernah lepas dari jeriken bensin. Bahkan saat berada di peraduan, jeriken bensin tidak pernah lepas dari genggaman tangan Arif.

"Kami tidak bisa mencegah kebiasaannya itu. Kalau dilarang, anak saya suka nangis," sebut Dede.

Sesekali, anak bungsu dari tiga bersaudara ini menjilati bensin jika aromanya sudah hilang. Anehnya, tidak ada keluhan apapun yang dirasakan Arif setelah dua tahun mengisap aroma bensin. "Kadang kami selalu ngasih susu karena khawatir terjadi apa-apa," katanya.

Keterbatasan dana menyebabkan Dede dan Lustiawati belum pernah sekalipun memeriksakan kesehatan putranya itu ke dokter. "Buat sehari-hari saja kami hanya mengandalkan jualan bensin eceran," kilahnya.

Kebiasaan Arif ini kerap menjadi tontonan tetangganya. Bahkan jika bensin yang dijual orang tuanya habis, Arif mendatangi tetangga sebelahnya hanya sekadar untuk mengisap aroma bensin


====================================================================================
Silahkan berkomentar sobat-sobat ku, ^.^
Tapi jangan komentar hal-hal yang tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA ya.., hohoho...
Terima Kasih atas kunjungannya... ^0^!
====================================================================================