Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari, Sulawesi Tenggara yang menguji sampel siput menemukan kandungan logam berat berupa tembaga (cu) sehingga mengakibatkan manusia yang mengkonsumsinya keracunan. Selain mengungkap logam berat berat berbahaya, juga hasil uji laboratorium menduga masih ada kandungan arsen (Co) dan sianida namun masih perlu pengujian lebih lanjut, katanya.
http://blogs.unpad.ac.id/cznarockstar/files/2010/03/siput.jpg
"Kandungan cu dalam tubuh siput atau ikan pada konsentrasi tertentu bisa menyebabkan keracunan bagi orang yang mengonsumsinya namun tidak sampai mematikan," kata Kepala BPOM Sulawesi Tenggara, Guntur di Kendari, Kamis (15/7).

Namun demikian, kata Guntur, hasil uji laboratorium yang positif mengandung logam berat tersebut segera dikirimkan ke pihak Dinas Kesehatan Kota Baubau. "Karena uji laboratorium ini atas permintaan Dinas Kesehatan maka hasilnya kami kirimkan kepada instansi tersebut. Sedangkan dugaan adanya arsen dan racun sianida BPOM Kendari yang akan mempublikasikan sebab masyarakat luas perlu ketahui," katanya.

BPOM idak dapat memastikan dari mana logam berat yang terkandung dalam siput yang jadi sampel uji laboratorium tersebut. Demikian halnya dengan penyebab warga Baubau dan Buton yang keracunan mengonsumsi siput, sebab yang bisa memastikan hal itu hanya petugas kesehatan.

"Kami dari BPOM tidak punya otoritas yang menyatakan itu. Kami bisa menyimpulkan kasus keracunan warga Kota Baubau dan Buton kalau semua yang dikonsumsi saat itu diperiksa melalui laboratorium. Bisa saja, warga keracunan karena dari sumber lain, misalnya air minum yang tidak steril atau nasi yang sudah basih," katanya. (Krjogja)


====================================================================================
Silahkan berkomentar sobat-sobat ku, ^.^
Tapi jangan komentar hal-hal yang tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA ya.., hohoho...
Terima Kasih atas kunjungannya... ^0^!
====================================================================================