Keguguran saat hamil bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti adanya gangguan di rahim atau akibat penyakit tertentu. Kenali lebih jauh apa saja tipe-tipe dari keguguran yang sering menjadi ancaman ibu hamil yang menakutkan.

undefined

Keguguran (aborsi spontan) adalah kondisi kehamilan yang berakhir secara mendadak sebelum janin dapat bertahan hidup. Badan kesehatan dunia (WHO) mendefinisikannya sebagai kondisi janin atau embrio yang tidak bisa bertahan hidup saat usia kehamilan kurang dari 20-22 minggu. Diperkirakan keguguran terjadi sekitar 15-20 persen dari jumlah kehamilan yang terjadi.

Namun persentase yang sebenarnya kemungkinan lebih tinggi, karena banyak keguguran yang terjadi tanpa diketahui sebelumnya oleh si perempuan bahwa dirinya sedang hamil. Keguguran yang terjadi sebelum minggu ke delapan sekitar 30 persennya berhubungan dengan masalah di kantung atau plasenta.

Seperti dikutip dari Everydayhealth, Kamis (18/3/2010) keguguran bisa dikategorikan dalam berbagai tipe, yaitu:

1. Keguguran yang terancam.
Kondisi ini kemungkinan akibat perdarahan dari rahim yang terjadi sebelum usia kandungan 20 minggu, tapi posisi serviks tertutup dan janin masih hidup.

2. Keguguran yang tak bisa dihindarkan.
Kondisi ini jika ada perdarahan dari uterus dan terjadi pembukaan serviks sebelum usia kehamilan 20 minggu, tapi baik plasenta ataupun janin sudah keluar dari tubuh sang ibu. Kemungkinan akibat selaput yang ada di sekeliling janin sudah pecah atau rusak.

3. Keguguran tidak lengkap.
Kondisi ini terjadi jika sebagian dari janin atau plasenta sudah ada yang keluar dari tubuh, tapi sebagian lagi masih berada di dalam rahim ibunya.

4. Keguguran lengkap.
Kondisi ini terjadi jika janin dan semua membran di sekitar janin serta plasenta telah sepenuhnya keluar dan leher rahim telah menutup sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu.

5. Keguguran yang berulang.

Seorang perempuan dikatakan keguguran berulang jika telah mengalami keguguran sebanyak tiga kali secara berturut-turut. Sekitar 1 persen perempuan mengalami keguguran berulang.

6. Keguguran yang suram atau kehamilan anembryonic.
Kondisi ini terjadi jika terbentuk sebuah kantung kehamilan di dalam rahim, tapi tidak ada janin yang tumbuh hingga usia kandungan mencapai 7 minggu.

7. Keguguran akibat infeksi.
Kondisi ini biasanya menimbulkan risiko kesehatan terutama bagi ibunya. Keguguran ini terjadi akibat adanya infeksi pada rahim yang menyebabkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh. Gejalanya meliputi perdarahan vagina, sakit perut, demam, menggigil dan kelelahan.

Jika kehamilan berakhir setelah usia kandungan 20 minggu, maka tidak lagi disebut dengan keguguran meskipun bayi yang dilahirkan meninggal. (Detik.com)




====================================================================================
Silahkan berkomentar sobat-sobat ku, ^.^
Tapi jangan komentar hal-hal yang tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA ya.., hohoho...
Terima Kasih atas kunjungannya... ^0^!
====================================================================================