Hari Minggu besok (25/7) adalah hari tanpa tv (televisi) secara nasional. Ini adalah hari di mana keluarga-keluarga di Indonesia dihimbau untuk tidak menyalakan televisi sehari penuh.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSw8dykRmDIBrnNNgh_eOrFwwX1_qZ2TqOKQI5lGAEaktrKuCCapM3pBvInmcrs-XUPjO7H94mZKaCJr51_zGLZb92fDNTMTGdVj8ON0CEZ1aA9Uqt9_WMrWI3z0UDIYcg1nl6AgBEw4/s320/386px-No-TV.svg.png

"Hari Minggu besok adalah Hari Tanpa TV secara nasional. Oleh sebab itu, saya mengajak para orang tua untuk mematikan televisi sehari penuh pada Minggu besok," ucap B. Guntarto, Ketua Ketua Steering Committee Koalisi Nasional Hari Tanpa TV, dalam konferensi pers di Universitas Al-Azhar, Jakarta, Selasa (20/7).

Dikatakannya, melalui Hari Tanpa TV yang diperingati bersama-sama, dapat dibuktikan bahwa tanpa televisi (meski hanya sehari), kita akan tetap dapat menjalani kehidupan dengan menyenangkan. "Tanpa TV, hidup dapat dilalui dengan menyenangkan. Jangan lari ke TV kalau ada waktu luang. Isilah dengan kegiatan lain yang lebih mendidik dan bermanfaat," tuturnya.

Dijelaskannya, konteks utama Hari Tanpa TV adalah untuk melindungi anak-anak Indonesia dari tayangan-tayangan televisi yang tidak aman dan tidak sehat.

"Kondisi pertelevisian Indonesia banyak tayangan yang tidak aman. Banyak yang tidak sesuai dengan anak, bahkan untuk tayangan anakpun seringkali tidak sehat untuk anak," ucap B. Guntarto.

Dikatakannya, anak mempunyai kesempatan menonton TV yang tinggi (30-35 jam/minggu), rasa ingin tahunya besar, menyerap apa saja hampir tanpa saringan, peniru yang baik, daya kritis belum berkembang, dan umumnya tidak punya pola menonton tv yang baik.

Berdasarkan data dari penelitian Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) tahun 2010, anak menonton televisi rata-rata 3,5 jam per hari pada hari biasa dan 5 jam per hari pada hari libur.

Dijelaskannya, televisi sekarang ini mengabaikan aturan jam tayang terhadap anak. Banyak melanggar ketentuan klasifikasi acara TV yang seringkali didominasi dengan materi dewasa yang tidak cocok dengan anak. Ambil contoh, spongebob dan naruto.

Berdasarkan data sari AGB Nielsen (Juli, 2010) menyebutkan bahwa Spongebob Squarepants dan Naruto masuk dalam TOP 20 Children Program dari bulan Januari-Mei 2010.

Padahal, seperi yang dikutip Kidia (#01, 2008), Naruto masuk ke dalam tayangan "Bahaya". Alasannya adalah karena Naruto menampilkan bentuk-bentuk kekerasan fisik, seperti berkelahi, menusuk, dan menodongkan senjata. Selain itu, Naruto juga berisi hal-hal mistis seperti menghilang dan muncul dengan tiba-tiba untuk menyerang musuh dari belakang.

"Oleh karena itu, saya mengajak seluruh orang tua Indonesia untuk mematikan televisi sehari penuh pada hari Minggu besok untuk tumbuh kembang anak Indonesia yang sehat," tegasnya.

Ditambahkannya, Hari Tanpa TV ini bukan berarti menunjukkan ketidaksukaan pada televisi. "Hari Tanpa TV Bukan anti TV," tegasnya. (Kompas)


====================================================================================
Silahkan berkomentar sobat-sobat ku, ^.^
Tapi jangan komentar hal-hal yang tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA ya.., hohoho...
Terima Kasih atas kunjungannya... ^0^!
====================================================================================